Sistem Penunjang Pengambilan
Keputusan didefinisikan sebagai interaktif berbasis komputer yang
membantu pengambilan suatu keputusan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur, Scoot-Morton (Turban,
2000).
Sistem Pendukung Keputusan yang dikemukakan
oleh Raymond Mclood. Jr dalam buku Sistem Informasi Manajemen (McLeod,
2001) menekankan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem
informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Definisi selengkapnya adalah sistem penghasil
informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah
tertentu yang harus dipecahkan oleh menejer ada berbagai tingkatan.
Sedangkan menurut Litlle (McLeod, 2001) mengemukakan bahwa sistem
pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer
yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen
dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data atau model.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tugas utama manajemen adalah mempertahankan (existensi) dan menghasilkan kinerja (performance)
organisasi yang dikelolanya. Untuk itulah manajemen harus mengambil
keputusan mengenai langkah-langkah yang akan diambilnya, baik pada
tingkatan strategi, taktik maupun operasional.
Keputusan-keputusan dibuat untuk memecahkan
masalah. Dalam memecahkan suatu masalah, pemecahan masalah mungkin
membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang
perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari dan mengurangi
dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Agar kualitas keputusan yang diambil lebih
baik maka diperlukan sistem pendukung keputusan yaitu yang berbasis
komputer interaktif, yang mambantu pembuat keputusan memanfaatkan data
dan model untuk menyelesaikan permasalahan yang tak terstruktur (Garry
dan Morton,1971).
Jenis-Jenis Keputusan
Jenis–jenis keputusan menurut Simon
dibedakan menjadi dua macam yaitu keputusan terprogram dan keputusan
tidak terprogram dalam buku Sistem Informasi Manajemen (McLeod, 2001).
a. Keputusan Terprogram
Keputusan–keputusan yang bersifat berulang
dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk
menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan
sebagai sesuatu yang baru tiap kali terjadi.
b. Keputusan Tak Terprogram
Keputusan–keputusan yang berkaitan dengan
berbagai persoalan baru, tidak terstruktur dan tidak konsisten. Tidak
ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum pernah
ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tidak terlihat
atau rumit.
Proses Pengambilan Keputusan.
Untuk memahami dengan lebih baik mengenai
permodelan, dapat mengikuti proses pengambilan keputusan yang melibatkan
tiga hal tahap utama : tahap intelegensi (intelligent phase), tahap perancangan (design phase), dan tahap pilihan (choice phase). Tahap keempat yaitu implementasi (implementation)
ditambahkan kemudian. Sebuah gambaran konseptual mengenai proses
pembuatan keputusan ditunjukkan pada gambar 2.1. Ada aliran aktifitas
yang berkesinambungan dari tahap intelegensi ke tahap perancangan dan
tahap perancangan ke tahap pilihan (garis tebal), tetapi pada beberapa tahap mungkin menjadi arus balik ke tahap sebelumnya.
Subsistem–subsistem sistem pendukung
keputusan terdiri dari 4 yaitu subsistem manajemen data, subsistem
manajemen model, subsistem manajemen pengetahuan dan subsistem antar
muka pengguna. Seperti pada gambar dibawah (Turban, 2000).
Gambar 1. Skema SPK
Dalam pembuatan aplikasi sistem pendukung
keputusan umumnya sistem dapat hasil keputusan yang dapat mengeluarkan
output beberapa alternatif lain yang dapat direkomendasikan. Adapun
contoh bentuk aplikasi sistem pendukung keputusan pada wisata kuliner
dibawah menunjukkan mengeluarkan ketupusan berdasarkan rangking dan
memiliki alternatif pilihan lain yang dapat direkomendasikan oleh
manajer/user.
Contoh Program SPK
Dengan contoh data inputan dengan mengisi data kriteria dan bobot
sesuai kebutuhan pemakai. Kriteria diantaranya adalah jenis makanan,
waktu buka, lokasi kuliner, budget, fasilitas, dan khas makanan. Peta di
ambil dari google eart untuk memvisualisasi data ruang geografi agar
lebih baik dengan bentuk yang lebih nyata. Sedangkan bobot dapat diatur
oleh pemakai sistem dan tidak dilakukan pemobobotan dalam koding.
Perhatikan gambar 2 dibawah;
Gambar 2. Proses SPK Kuliner
Pada gambar 2 di atas suatu hasil keputusan sistem berdasarkan data inputan yang didapatkan untuk pencarian adalah Pondok Cabe jenis makanan Ayam Goreng dengan
total skor persentase 98% dari total keseluruhan resto yang didapatkan
yaitu 96 resto yang memiliki pendekatan data yang dicari baik jenis
makanan, waktu buka, khas makanan, budget, suasana, fasilitas atau data
lokasi.
Adapun resto yang memiliki total skor terkecil adalah Jimbaran Resto
dengan total skor 40% yang memiliki perbedaan Jenis makanan, khas
makanan, harga yang sangat jauh dari budget, dan memiliki persamaan
suasana indoor dan memungkin jarak masih terjangkau.
Sistem ini dibuat dengan metode rule of thumb untuk mendukung keputusan serta google earth untuk visualisasi geografinya.